Joyland Fest 2012
Penikmat musik indie ibukota Jakarta sedikit terhibur dengan adanya Joyland Fest 2012. Sejumlah nama yang tidak asing di scene musik independen beraksi dalam gelaran yang di kompleks kolam renang Senayan, Jakarta. Bertempat di sebuah taman, konser yang dimulai Sabtu (16/6) sore ini terbagi dalam 2 panggung, dimana para performer tampil bergantian.
Kegembiraan diawali oleh duo kakak beradik, The Experience Brothers, band yang hanya mengandalkan dua instrumen (gitar dan drums). Mereka memainkan Modern Psychedelic rock blues, ramuan campuran Jimi Hendrix disandingkan dengan The Beatles. Memang mereka mengaku nama-nama sejumlah musisi tahun 60’an dan 70’an seperti Led Zeppelin, The Who, dan The Beach Boys berperan besar dalam penciptaan musik The Experience Brothers.
Setelah itu tampil Dialog Dini Hari, band folk asal Bali, yang baru saja meluncurkan Album ketiganya “Lengkung Langit” beberapa waktu lalu.
Sebelum jeda maghrib, penampilan Luky Annash berhasil mencuri perhatian. Bermain piano solo, Luky sempat membawakan hits dari Radiohead “Street Spirit (Fade Out)”, selain membawakan karyanya sendiri.
Usai rehat, giliran Polyester Embassy, dan diteruskan oleh BRNDLS, yang dimotori oleh Eka Annash menggebrak panggung Pohon, yang merupakan panggung utama dalam pًertunjukan, yang merupakan rangkaian acara Djakarta Artmosphere 2012.
Meski tampil di panggung kecil, Panggung Sulur Sulur, Bangku Taman tampil sangat menghibur. Lagu andalan “Ode Buat Kota” mendapat sambutan koor para penonton yang duduk lesehan menikmati musik mereka.
Konser ditutup oleh Pure Saturday, band indie senior asal Bandung, yang memang sudah ditunggu-tunggu. Band yang sudah malang melintang di jalur indie ini membawakan tak kurang 10 lagu yang kebanyakan diambil dari album baru mereka. Sebagian penonton agak kecewa, karena mereka mengharapkan band yang sudah berganti vokalis ini akan memainkan lagu-lagu dari album awal mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Djuju, penonton dari Bekasi yang ingin mendengarkan hits-hits seperti Kosong, Elora dan Desire. Namun Sang vokalis, Satrio beralasan tak ingin para penonton nantinya menjadi bosan dengan penampilan mereka yang sering menyuguhkan lagu-lagu tersebut. Meski demikian nomor-nomor baru mereka tetap mendapat tepuk tangan meriah dari para penonton. Terbukti setalah lagu terakhir, banyak yang berteriak meminta mereka memainkan satu lagu lagi, yang kemudian mereka kabulkan.
Sekitar pukul 10.30 pertunjukan pun usai, dengan menyisakan harapan akan adanya lagi konser2 musik seperti ini, yang menjadi salah satu lahan bagi musisi2 indie Indonesia untuk terus berkarya menyiasati keadaan, di tengah gempuran konser band-band asing yang sedang marak.
Jaya terus musik Indonesia.