Bazaar Fashion Festival 2014

Perhelatan Bazaar Fashion Festival baru saja berlalu. Untuk ketiga kalinya, salah satu event fashion dari Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini digelar dari 22 hingga 26 Oktober 2014 di Jakarta Convention Center (JCC). Acara ini diharapkan dapat mengedukasi dan menginspirasi para pendatang baru di dunia mode, sehingga dapat membangkitkan industri mode Tanah Air.

Secara keseluruhan, ada lebih dari 30 desainer ternama yang berpartisipasi dalam Bazaar Fashion Festival, seperti Biyan, Ghea Panggabean, Kanaya Tabitha, Carmanita, dan Oscar Lawalatta menampilkan koleksi koleksi busana yang diprediksikan bakal menjadi tren busana tahun depan.

Ada tiga konsep desain yang selalu menjadi acuan para desainer di IPMI Trend Show tiap tahunnya, yakni historical value, structuralism, dan future style. Setiap desainer memiliki cara tersendiri untuk menghadirkan karya seni yang mereka tampilkan. Beberapa unsur etnik dari negara-negara seperti Eropa pun mampu mereka kombinasikan dengan tema Peranakan sehingga menghasilkan sebuah karya yang fantastis.

Terkait dengan pagelaran tersebut, Ketua Dewan Pengurus IPMI, Sjamsidar Isa, mengatakan acara digelar agar para desainer lebih mendapat apresiasi di negeri ini. “Kita punya para perancang yang sangat kreatif. Kita mampu bersaing dengan perancang luar negeri, kita punya pabrik garmen dan tekstil yang besar, ” ujar Sjamsidar Isa.
Salah satu yang menarik dalam Bazaar Fashion Festival kali ini adalah konsep panggung catwalk yang tak biasa, yaitu di White Cube Stage. Tidak ada panggung catwalk didalam ruangan ini. Di sini, para desainer menampilkan karyanya seperti sedang presentasi kepada para buyers. Dengan

konsep yang sudah lazim di luar negeri ini, para tamu leluasa memotret dan melihat lebih dekat karya desainer.
Konsep ini bisa menjadi alternatif bagi desainer muda yang ingin menggelar peragaan busana tanpa memakan biaya banyak namun pesan dapat tersampaikan dengan maksimal
Namun, di sisi lain, konsep ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pewarta foto yang ingin mengabadikan busana yang ditampilkan, karena harus berebut “spot” terbaik dengan para tamu.